Tanpa Kita Sadari, 5 Kebiasaan Ini Adalah Pemicu Makin Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar |
BH 24Jam - Kamis 6 September 2018, Rupiah mencapai Rp 14.992 per 1 USD, sedikit turun dari hari Rabu 5 September 2018 yang tembus hingga Rp 15 ribu.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan melemahnya rupiah, baik secara internal ataupun eksternalnya.
Ada 5 kebiasaan internal ini yang sering kita lakukan yang ternyata juga ikut berperan dalam melemahnya nilai rupiah, yaitu:
1. Belanja online dari luar negeri
Apakah anda termasuk orang yang sering belanja barang dari luar negeri melalui berbagai situs e-commerce seperti Amazon dan Ebay? Kebiasaan itu membuat arus impor barang ke Indonesia bertambah besar dan menyebabkan neraca transaksi kita mengalami defisit.
Berlibur ke luar negeri mau tidak mau membuat anda harus menukar uang rupiah dengan mata uang internasional khususnya dolar Amerika. Jumlah dolar di Indonesia yang sedikit menyebabkan harganya tinggi. Ingatlah rumus ekonomi, makin banyak jumlah barang pasokan di pasar, makin murah pula harganya dan begitu juga sebaliknya.
3. Menyimpan dan dengan sengaja menahan dolar
Beberapa pengusaha Indonesia suka melakukan investasi dengan cara jual-beli valuta asing. Saat harga dolar rendah, mereka membeli dolar dan menyimpannya lalu menunggu hingga harga dolar lebih tinggi lagi untuk memperoleh keuntungan.
Padahal, dengan kondisi rupiah melemah seperti ini, artinya pasukan dolar di dalam negeri saja sedang kritis. Tidak heran Menteri Ekonomi Sri Mulyani gencar meminta para pengusaha membawa pulang devisa mereka dalam bentuk dolar di Indonesia dan meminta para pengusaha yang masih menyimpan dolar untuk segera menjualnya.
4. Tidak merawat lokasi wisata dalam negeri
Kalau sekilas kita tidak bisa langsung menghitung seberapa besar pengaruh potensi wisata terhadap nilai rupiah.Namun, devisa negara salah satunya bersumber dari kegiatan pariwisata di Indonesia.
Kalau di daerah Anda ada lokasi wisata, sebaiknya jaga sebaik mungkin termasuk juga tentang kebersihannya. Sebab kalau banyak tempat wisata yang menarik minat turis mancanegara, mereka akan datang ke Indonesia membawa dolar mereka.
5. Konflik masyarakat
Konflik masyarakat misalnya saja kejadian terorisme atau konflik jelang pemilu juga sangat berpengaruh. Suatu negara yang dipenuhi konflik menyebabkan investor ragu untuk menanamkan modalnya di negara tersebut.
Kita sebagai masyarakat sebaiknya harus menghindari atau kalau bisa menghentikan konflik yang tengah terjadi agar Indonesia kembali menjadi negara yang ramah investasi.
Faktor eksternal antara lain perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, menguatnya kondisi ekonomi Amerika dan beberapa masalah krisis di Argentina, Turki, Iran dan Venezuela.
No comments:
Post a Comment